Kendari, (Humas-Ummusshabri)---Sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan mendapatkan kepercayaan tinggi di tengah-tengah masyarakat, maka yayasan Ummusshabri Kendari sangat memperhatikan kualitas tenaga pendidik dan kependidikannya, dimulai dari sistem rekrutmen yang terpola, terukur dan kompetitif hingga upaya lainnya dalam peningkatan mutu SDM bagi semua tenaga pendidik dan kependidikan lingkup yayasan Ummusshabri.
Sebagai wujud komitment Ummusshabri terhadap kualitas SDM maka pada tanggal 15 s/d 23 April 2022 dilaksanakan rangkaian kegiatan assesment calon tenaga pendidik dan kependidikan baru yang bertempat di Madrasah Terpadu Ummusshabri Kendari.
Bambang Suprayitno, M.Pd.I, sebagai Sekretaris Yayasan Ummusshabri menuturkan “Jumlah pelamar calon tenaga pendidik dan kependidikan baru Ummusshabri yang dinyatakan lolos berkas sebanyak 103 orang sedangkan kuota yang dibutuhkan tahun ini sebanyak 24 orang, yang terdiri dari Pendidikan Agama Islam 10 orang, Sains 7 orang, Matematika 1 orang, Bahasa Inggris 1 orang, Psikolog/Bimbingan Konseling 2 orang, Pembina Tahfizh al-Qur’an 2 orang dan Pustakawan (wati) 1 orang.
Ia menambahkan “adapun tahapan assesment calon tenaga pendidik dan kependidikan baru Ummusshabri meliputi; pemeriksaan kelengkapan administrasi/berkas pendaftaran, test tertulis berbabis CBT berbasis android dengan soal dipindai melalui QR code reader, test wawancara integritas dan spritual, test kemampuan bilingual/bahasa asing (arab-inggris) dan IT yang berhubungan dengan media desain pengajaran dan diakhiri dengan praktek mengajar (peer teaching) berbasis bilingual dihadapan para guru besar dan pakar dibidangnya, “jelasnya.
Dr. Supriyanto, MA, Ketua Yayasan Ummushabri Kendari mengatakan “assesment ini bertujuan untuk mengisi beberapa formasi tenaga pendidik dan kependidikan yang dibutuhkan di Ummusshabri, sedangkan prosesnya untuk menjaring calon tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kualifikasi dan kemampuan lebih baik diantara yang baik.
Supriyanto menambahkan, “proses rekrutment untuk menjadi pegawai di Ummusshabri ini lebih berat dibandingkan dengan menjadi ASN, karena tahapan yang harus dilalui oleh peserta test lebih banyak, demikian juga materi dari setiap tahapannya membutuhkan persiapan yang lebih banyak, dan tahapan assesment di Ummusshabri menggunakan standar sendiri dan tidak mengadopsi dari lembaga/institusi lain, tetapi dipastikan sangat terukur.
“Kompetisi ini bukan persoalan kalah dan menang, tetapi memang harus ditentukan yang terbaik diantara yang baik sesuai dengan kuota yang kami butuhkan, karenanya saya berharap agar seluruh peserta bisa bersaing secara sehat, karena rangkaian proses seleksi ini dilakukan secara profesional dan bebas dari intervensi dan kepentingan perorangan, terlebih lagi para penguji juga melibatkan guru besar/profesor dan para pakar di bidangnya yang berasal dari perguruan tinggi yang terkenal di Sulawesi Tenggara, sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, “tegasnya. (MA)