Gambar

UMMUSSHABRI SUKSES PROMOSIKAN BUDAYA DAERAH PADA INTERNATIONAL CULTURE FEST

Kendari, (Ummusshabri)-- Kemeriahan HUT ke-48 Pesantren Ummusshabri dan Expo X tidak hanya pada kesuksesan menyelenggarakan  Konferensi Internasional 5 Benua, akan tetapi juga karena sukses menyelenggarakan International Virtual Culture Fest (Festival Budaya yang digelar secara Virtual). Festival budaya yang dipandu oleh host Nur Fitri Hamid, S.Pd dan Nasriani N, S.Si,  keduanya merupakan guru di Ummusshabri ini menampilkan budaya dari 2 negara yaitu Filipina dan Indonesia. 

Filipina menampilkan 2 penampilan, yaitu;

  1. Lagu "Kabengeutan" yang di aransemen dengan musik tradisional Filipina. Lagu ini diadaptasi dari salah satu daerah di Filipina yaitu provinsi Bangeut di Filipina Utara, lagu ini menceritakan bentuk ungkapan rasa syukur.  
  2. Tari Tayaw dan Bendiyan yang menceritakan tentang suasana kegembiraan mereka setelah panen. 

Kedua penampilan tersebut dipersembahkan oleh siswa-siswi dari Banguet National High School, yang dibimbing oleh Ms. Bernadette G. Bugtong 

Sedangkan Indonesia menampilkan 3 penanpilan, yaitu;

  1. Tari kreasi “Sumou tawaro ni soluri” salah satu jenis tari yang berasal dari suku Tolaki. Secara singkat tari ini melambangkan kebersamaan masyarakat Tolaki, misalnya pada saat akan membuka lahan baru seperti ladang dan sawah, mereka menikmati kebersamaan dengan olahan makanan dari sagu menjadi sinonggi. 
  2. Lagu “Tanah Wolio”. Lagu yang berasal dari suku Buton Sulawesi Tenggara. Lagu ini menceritakan tentang awal mulanya pulau Buton dan menunjukkan rasa bangga terhadap tanah Buton. Lagu ini juga memiliki pesan moral dari leluhur untuk  generasi muda agar bisa menjaga martabat dan eksistensi Buton. 
  3. Tari Saman, yang berasal dari provinsi Aceh, dari suku Gayo. Tari ini biasa ditampilkan pada saat peristiwa penting dalam adat. Tarian ini menunjukkan kekompakan yang tergambar dari gerak seirama para penarinya. Tari ini juga biasa juga dikenal sebagai tari seribu tangan karena fokus pada gerakan tangan. 

Ketiga penampilan tersebut dipersembahkan oleh siswa-siswi MTs dan MA Ummusshabri di bawah asuhan Raden Alfian Setiawan, Jumiati dan Tasman. Koordinator International event,  Raden Alfian Setiawan, S.Pd mengemukakan “sedianya festival ini akan diikuti beberapa negara termasuk Amerika dan Australia,  namun karena kondisi pandemic covid-19 seiring dengan kebijakan pemerintah dari masing-masing negara maka kemudian mereka membatalkan keikutsertaannya pada festival ini, selain itu juga disebabkan karena pada bulan ini mereka sedang libur sekolah, sehingga mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan latihan/persiapan mengikuti festival ini”.

Sementara Ketua Yayasan Ummusshabri Kendari Dr. Supriyanto, MA menuturkan "Festival budaya ini melengkapi kesuksesan Ummusshabri Kendari dalam menyelenggarakan kegiatan berskala Internasional setelah sukses pada kegiatan International Conference. Ia menambahkan “sekitar 4 tahun terakhir ini Ummusshabri melibatkan santri/siswa ke berbagai ajang internasional baik yang diselenggarakan oleh negara lain maupun dilaksanakan Ummusshabri sendiri. Ini dalam kerangka membangun karakter percaya diri untuk memasuki era global yang meniscayakan persentuhan budaya antar negara tidak dapat dielakkan lagi, suka tidak suka ini sudah dan akan terus terjadi.

Menurutnya “perbedaan tampilan budaya harus dipahami dan saling menghargai identitas budaya masing-masing, dan memang tidak pernah akan ketemu jika budaya dilihat dari aspek etika karena budaya itu lahir dari warisan leluhur yang memiliki makna tersendiri dalam sudut pandangnya masing-masing. 

“Karena itu seringnya santri/siswa diperkenalkan budaya antar negara melalui International Culture Fest membuat mereka semakin bijaksana dalam melihat budaya yang berbeda dengan banyak sudut pandang, “imbuhnya.

Sumber : Moh. Anwar